Minggu, 22 Juli 2012

makalah mencetak


MAKALAH
Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan (SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar”.



Disusun oleh  :
Septi Nur Liawati
Kelas 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2012





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb .
            Puji syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan karunia- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
            Masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini,maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk menambah pengetahuan dalam menyusun makalah selanjutnya.
            Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.



                                                                                    Madiun,  ............2012


                                                                                                Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LatarBelakang
Pada jaman dahulu, para seniman banyak memiliki karya seni yang indah. Namun, mereka sangat  kebingungan bila ingin memamerkan hasil karyanya jika diminta untuk memperbanyaknya. Mereka pun kebingungan untuk mencari carabagaimana untuk memperbanyakhasil karya tersebut. Sehingga, mereka menemukan cara untuk memperbanyak karya seni tersebut yaitu dengan cara mencetak.
Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan atau klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau direncana. Dalam perkembanagan seni rupa mencetak biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan ide atau gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipatgandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas keterampilan maupun keterampilan penciptanya.
Kini pun karya seni mencetak juga dikenalkan dan di aplikasikan pada siswa tingkat sekolah dasar. Siswa di beri kebebasan untuk  mencetak berbagai benda yang memacu kreatifitas mereka. Sehingga, guru pun juga dituntut untuk mampu membimbing siswanya untuk melakukan proses mencetak.
Olehkarenaitu, guru diharapkan dapat membimbing siswanya untuk mempelajari proses mencetak tersebut dan siswa pun diharapkan dapat mengeksplorasi dirinya untuk membuat kreatifitas yang tinggi melalui pembelajran mencetak ini.
Berdasarkanuraian diatas maka penulis untuk mengangkat  permasalahan dengan judul Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan (SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar”.

B.  Rumusanmasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut:
a. Apa  Hakikat Mencetak ?
b. Bagaimana Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan (SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar ?

C.  Tujuan
                                1.Untuk mengetahui hakikat mencetak
                                2.Untuk menginformasikan Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan (SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar.




BAB II
PEMBAHASAN



A.    Pengertian Mencetak
Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan atau klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau di rencana. Dalam perkembanagan seni rupa mencetak biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan ide atau gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas keterampilan maupun keterampilan penciptanya.
Mencetak sendiri juga memiliki nama lain yaitu seni grafis. Teknik seni grafis dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut:
* Cetak relief, di mana tinta berada pada permukaan asli dari matrix. teknik relief meliputi: cukil kayu, engraving kayu, cukil linoleum/linocut, dan cukil logam/metalcut.
* Intaglio, tinta berada di bawah permukaan matrix. teknik ini meliputi: engraving, etsa, mezzotint, aquatint, chine-collé dan drypoint;
* planografi di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. teknik ini meliputi: litografi, monotype dan teknik digital
* stensil, termasuk cetak saring dan pochoir.
Teknik lain dalam seni grafis yang tidak temasuk dalam kelompok ini adalah ‘kolografi’ (teknik cetak menggunakan kolase), proses digital termasuk giclée, medium fotografi serta kombinasi proses digital dan konvensional.
Kebanyakan dari teknik di atas bisa juga dikombinasikan, khususnya yang berada dalam kategori sama. Misalnya, karya cetak Rembrandt biasanya secara mudah disebut dengan “etsa”, tapi seringkali dipakai juga teknik engraving dan drypoint, dan bahkan kadang-kadang tidak ada etsa-nya sama sekali.
Cukil Kayu
Cukil kayu , adalah salah satu teknik cetak relief, merupakan teknik seni grafis paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan sebagai alat untuk menciptakan pola cetak pada kain, dan pada abad ke-5 dipakai di Tiongkok untuk mencetak teks dan gambar pada kertas.Teknik cukil kayu di atas kertas dikembangkan sekitar tahun 1400 di Eropa, dan beberapa waktu kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik cukil kayu banyak digunakan untuk proses membuat gambar tanpa teks.
Seniman membuat skets terlebih dulu pada sebidang papan kayu, atau di kertas yang kemudian ditransfer ke papan kayu. Tradisionalnya, seniman kemudian menyerahkan rancangannya ke ahli cukil khusus, yang menggunakan peralatan tajam untuk mencukil bagian papan yang tidak akan terkena tinta. Bagian permukaan tinggi dari papan kemudian diberi tinta dengan menggunakan roller, lalu lembaran kertas, yang mungkin sedikit lembab, ditaruh di bawah papan.Kemudian papan digosok dengan baren (alat yang digunakan di Jepang) atau sendok, atau melalui alat press.Jika memakai beberapa warna, papan yang terpisah dipakai untuk tiap warna.Seniman yang menggunakan teknik ini:
Albrecht Dürer, Werner Drewes, Hiroshige, Hokusai.
Engraving
Proses ini dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari engraving (ukiran halus) yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya mereka. penggunaan alat yang disebut dengan burin merupakan ketrampilan yang rumit.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/14/Melencolia_I_%28Durero%29.jpg/220px-Melencolia_I_%28Durero%29.jpg
Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.
Seluruh permukaan plat diberi tinta, kemudian tinta dibersihkan dari permukaan, yang tertinggal hanya tinta yang berada di garis yang diukir. Kemudian plat ditaruh pada alat press bertekanan tinggi bersama dengan lembaran kertas (seringkali dibasahi untuk melunakkan). Kertas kemudian mengambil tinta dari garis engraving (bagian yang diukir), menghasilkan karya cetak.
Etsa
Etsa adalah bagian dari kelompok teknik intaglio bersama dengan engraving, drypoint, mezzotint dan aquatint. Proses ini diyakini bahwa penemunya adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470-1536) dari Augsburg, Jerman, yang mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. Etsa kemudian menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang populer.Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan ketrampilan khusus dalam pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur halus. Garis bervariasi dari halus sampai kasar.Teknik etsa berlawanan dengan teknik cukil kayu, pada etsa bagian permukaan tinggi bebas tinta, bagian permukaan rendah menahan tinta. Mula-mula selembar plat logam (biasanya tembaga, seng atau baja) ditutup dengan lapisan semacam lilin. Kemudian seniman menggores lapisan tersebut dengan jarum etsa yang runcing, sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam larutan asam atau larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat yang digores (bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada engraving.
Seniman yang menggunakan teknik ini:
Albrecht Dürer, Rembrandt, Francisco Goya, Whistler, Jim Dine, Otto Dix, James Ensor, Lucian Freud, Paul Klee, Einar Hakonarson, Edward Hopper, Horst Janssen, Käthe Kollwitz, Mauricio Lasansky, Brice Marden, Henri Matisse, Giorgio Morandi, Pablo Picasso, Peter Milton, Paula Rego and Cy Twombly.
Mezzotint
Salah satu cara lain dalam teknik intaglio di mana plat logam terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata; gambar dihasilkan dengan mengerok halus permukaan, menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke terang. Mungkin juga menciptakan gambar hanya dengan mengkasarkan bagian tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap.
Mezzotint dikenal karena kualitas tone-nya yang kaya: pertama, karena permukaan yang dikasarkan secara merata menahan banyak tinta, menghasilkan warna cetak yang solid; kedua, karena proses penghalusan tekstur dengan menggunakan burin, atau alat lain menghasilkan gradasi halus untuk mengembangkan tone.
Metode mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680). Proses ini dipakai secara luas di Inggris mulai pertengahan abad delapanbelas, untuk mereproduksi foto dan lukisan.
Aquatint adalah variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint menggunakan asam untuk membuat gambar cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa digunakan jarum untuk menciptakan garis yang akan menjadi warna tinta pekat, aquatint menggunakan serbuk resin yang tahan asam untuk menciptakan efek tonal.
Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint.
Drypoint
Merupakan variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat runcing, bukan dengan alat burin berbentuk “v”.Sementara garis pada engraving sangat halus dan bertepi tajam, goresan drypoint meninggalkan kesan kasar pada tepi garis.Kesan ini memberi ciri kualitas garis yang lunak, dan kadang-kadang berkesan kabur, pada drypoint.Karena tekanan alat press dengan cepat merusak kesan tersebut, drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil; sekitar sepuluh sampai duapuluh karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan electro-plating (pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad sembilanbelas untuk mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini kelihatannya ditemukan oleh seorang seniman Jerman selatan abad limabelas yang memiliki julukan Housebook Master, di mana semua karya-karyanya menggunakan drypoint. Di antara seniman old master print yang menggunakan teknik ini: Albrecht Dürer memproduksi 3 karya drypoint sebelum akhirnya berhenti menggunakannya; Rembrandt sering menggunakannya, tapi biasanya digabungkan etsa dan engraving.
Litografi
Litografi adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa bercampur.Digunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang disebut limestone/batu kapur; gambar dibuat pada permukaan batu dengan medium berminyak. Kemudian dilakukan pengasaman , untuk mentransfer minyak ke batu, sehingga gambar ‘terbakar’ pada permukaan. Lalu dilapisi gum arab, bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang tidak tertutupi medium gambar (yang berbasis minyak). Batu lantas dibasahi, air akan berada pada bagian permukaan yang tidak tertutup medium gambar berbasis minyak tadi; selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis minyak ke seluruh permukaan; karena air menolak sifat minyak pada tinta maka tinta hanya menempel pada bagian gambar yang berminyak. Kemudian selembar kertas lembab diletakkan pada permukaan, image/gambar ditransfer ke kertas dengan menggunakan alat press. Teknik litografi dikenal dengan kemampuannya menangkap gradasi halus dan detail yang sangat kecil.
Variasi dari teknik ini adalah adalah foto-litografi, di mana gambar ditangkap lewat proses fotografis pada plat logam; kemudian pencetakan dilakukan dengan cara yang sama.
Seniman yang menggunakan teknik ini:
George Bellows, Pierre Bonnard, Honoré Daumier, M.C. Escher, Ellsworth Kelly, Willem de Kooning, Joan Miró, Edvard Munch, Emil Nolde, Pablo Picasso, Odilon Redon, Henri de Toulouse-Lautrec and Stow Wengenroth
Cetak Saring
Cetak saring dikenal juga dengan sablon atau serigrafi menciptakan warna padat dengan menggunakan teknik stensil.Mula-mula seniman menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang dipakai juga film.)Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil. (Bagian yang berlubang adalah bagian yang akan diwarnai.) Sebuah screen dibuat dari selembar kain (asalnya dulu menggunakan sutra) yang direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya stensil ditempelkan pada screen. Kemudian screen diletakkan di atas kertas kering atau kain. Tinta dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet digunakan untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas stensil, dan menuju ke kertas atau kain. Screen diangkat ketika gambar sudah ditransfer ke kertas/kain. Tiap warna memerlukan stensil yang terpisah. Screen bisa dipakai lagi setelah dibersihkan.
Seniman yang menggunakan teknik ini:
Josef Albers, Chuck Close, Ralston Crawford, Robert Indiana, Roy Lichtenstein, Julian Opie, Robert Rauschenberg, Bridget Riley, Edward Ruscha, dan Andy Warhol.
Cetak Digital
Cetak digital merujuk pada image/citra yang diciptakan dengan komputer menggunakan gambar, teknik cetak lain, foto, light pen serta tablet, dan sebagainya.Citra tersebut bisa dicetak pada bahan yang bervariasi termasuk pada kertas, kain atau kanvas plastik.Reproduksi warna yang akurat merupakan kunci yang membedakan antara digital print berkualitas tinggi dengan yang berkualitas rendah. Warna metalik (emas, perak) sulit untuk direproduksi secara akurat karena akan memantul-balikkan sinar pada scanner digital. Cetak digital berkualitas tinggi biasanya direproduksi dengan menggunakan file data ber-resolusi sangat tinggi dengan printer ber-presisi tinggi.
Cetak digital bisa dicetak pada kertas printer desktop standar dan kemudian ditransfer ke art paper tradisional (misalnya, Velin Arch atau Stonehenge 200gsm). Salah satu cara mentransfer berkas adalah dengan meletakkan hasil cetakan menghadap permukaan, art paper kemudian diolesi dengan Wintergreen oil di belakang cetakan, kemudian dipress.
Sosiolog Jean Baudrillard memiliki pengaruh besar dalam seni grafis digital lewat teori yang diuraikannya dalam Simulacra and Simulation.
B.     Macam-macam Teknik Mencetak
1.      Cetak Tinggi
2.      Cetak Dalam
3.      Cetak Datar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “cetak” adalah cap (terutama yg dipakai untuk membuat buku) atau acuan (untuk membuat batu bata, kue,). Sedangkan datar adalah berpermukaan rata, tidak turun-naik, tidak tinggi-rendah, tidak berbukit-bukit. Yang kalau digabungkan cetak datar adalah cap dengan permukaan rata, tidak turun-naik, tidak tinggi-rendah, tidak berbukit-bukit.
Cetak datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara lain tinta dan air. Dikatakan cetak datar karena acuan cetak  pada permukaan area gambar tidak terlihat/datar. Acuan cetak sama tinggi dengan bidang gambar.
Gambar 2.1 Alat cetak datar modern (off set)
Istilah lain yang paling populer di masyarakat adalah Cetak Offset. Cetak offset bisa berupa lembaran (Sheet Fed) atau berupa gulungan (Web Fed). Masing-masing memiliki kelebihan. Terutama untuk yang Web Fed mampu mencetak dalam kapasistas dengan jumlah lebih besar, biasanya untuk pembuatan surat kabar, majalah yang memiliki oplah besar. Untuk cetak sheet lebih banyak digunakan di perusahaan kecil menengah, kebanyakan untuk cetakan yang tidak terlalu besar, seperti brosur, poster, leaflet, dan lain-lain.
.
Gambar 2.2 Bagan Penggolongan off set


Sejarah Cetak Datar
Kita perlu juga mengetahui bagaimana sejarah cetak datar.Cetak datar dari zaman dahulu sampai evolusi perkembangannya sekarang ini.Apakah evolusi cetak datar itu bentuknya tetap?Ataukah berubah seiring perkembangan zaman?Penting juga bagi kita untuk mengetahuinya.
Pada awak mulanya , Alois Senefelder yang berasal dari Bayern Jerman dan dilahirkan di Praha 06 november 1771 mempergunakan lembaga yang dietsa.Tetapi harga tembaga sangat mahal dan memerlukan waktu lama dalam menggosok pelat yang akan digunakan.Kemudian selanjutnya ada gagasan untuk menuangi batu yang ditulis dengan larutan sendawa sehingga gambar diatasnya akan ternaikan (muncul). Ia berhasil dan bagian yangterkena lemak dan sampingnya sedikit termakan oleh asam , akhirnya mencuat sekitar 1mm diatas bagian yang tidak termakan oleh asam.
Sekitar tahun 1796 , Alois Senefelder menemukan cara mencetak semacam ini yang dinamakan cetak batu lithografi , dan setelah melakukan eksperimen selanjutnya yaitu sekitar kurang lebih satu tahun ketika saat diketahuilah bahwa pengetsaan lebih rendah dari bagian yang tidak mencetak tidak perlu lagi karena pengetsaan membuat bagian yang tidak mencetak menentang lemak dan menerima air (prinsip lithografi). Kejadian inilah yang disebut dengan PRINSIP LITHOGRAFI (cetak datar) yaitu dimana terjadi tolak menolak antara air dan lemak (tinta).
Setelah ditemukan pemotretan LJM Daguere dari Prancis , maka  sejak saat itu pembuatan gambar di atas batu dengan tangan tidak lagi digunakan karena hasilnya lambat dan pada perkembangan berikutnya sebagai acuan  digunakanlah bahan yang terbuat dari pelat logam aluminium , yang digunakan saat ini.
Bahan ini adalah yang paling terbaik dari jenis logam lainnya sebagai pelat offset , lebih mudah dikerjakan dan ditangani dari pada bahan lainnya sebagai bahan cetak. Dikatakan cetak datar karena acuan cetaknya, dimana pada bagian bidang tidak mencetak ( non image) dan bagian cetak (image permukaannya datar).
Dan dikatakan cetak offset karena cetaknya dilakukan tidak langsung, jadi alih tinta dari acuan cetak dipindahkan dahulu ke media perantara (blanket) kemudian dipindahkan pada kertas yang akan dicetak.
Pada tahun 1851, G.Sigl membuat mesin cetak batu pertama.Mesin ini menggunakan satu rol tinta, oleh karena itu hasilnya kurang baik,akan tetapi mesin ini mengalami kemajuan pada periode-periode perkembangan selanjutnya.
Pada tahun 1984, Marinone membuat mesin cetak yang terbuat dengan susunan silinder  yangdibungkus dengan bahan elastic,sebagai bahan perantara untuk memindahkan gambar dari silinder plat ke kertas secara tidak langsung.
Kemudian pada tahun 1906,Caspar Herman seorang warga Negara Jerman yang berimigrasi ke Amerika juga membuat mesin cetak yang memakai silinder tambahan untuk ditempatkan lembar kain karet. Penggunaan kain karet ini memungkinkan mesin mencetak dengan jumlah cukup banyak dan dapat mencetak untuk berbagai jenis  kertas, terutama mencetak kertas yang permukaannya licin. Karena kerataan tinta lebih baik dari pada mencetak pada kertas yang permukaannya kasar.
Dari tahun ke tahun mesin cetak offset mengalami penyempurnaan yang menghasilkan mesin-mesin cetak offset modern, dari ukuran dan type yang berbeda beda. Pada tahun yang sama yaitu 1906, Rubel dari Amerika mempunyai gagasan mempergunakan prinsip cetak offset untuk diterapkan pada cetak rotasi. Kemudian ia menghubungi pabrik mesin Otter dan pabrik ini membuat mesin rotasi offset pertama.
  1. Jenis dan Kegunaan Cetak Datar
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa cetak datar istilahnya sama dengan off set. Hasil dari off set sendiri ada 2, yaitu:
1.      Berupa gulungan (Web Fed). Web Fed mampu mencetak dalam kapasistas dengan jumlah lebih besar, misalnya:

a.       surat kabar dan;

Gambar 2.3 Surat kabar






b.      majalah yang memiliki oplah besar.

Gambar 2.4 Majalah oplah besar

2.      Berupa lembaran (Sheet Fed) cetak sheet lebih banyak digunakan di perusahaan kecil menengah, kebanyakan untuk cetakan yang tidak terlalu besar, seperti:

a.       Brosur;

Gambar 2.5 Brosur






b.      Poster  dan;
Gambar 2.6 Poster

c.       Leaflet.
Gambar 2.7 Leaflet




4.      Cetak Saring
·         Pengertian
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian cetak adalah cap (terutama yg dipakai untuk membuat buku) atau acuan (untuk membuat batu bata, kue). Sedangkan Saring adalah membersihkan barang cair dengan memakai alat yg berlubang halus-halus atau memilih (untuk mencari mana yg baik, yg berkemampuan).
Disebut teknologi cetak saring, karena acuan cetaknya berupa saringan (screen).Yang paling sederhana adalah cetak sablon.Kelebihan dari cetak saring bisa mencetak di segala bentuk media, datar, lengkung, atau bahkan tidak rata.Cetakan juga bisa berupa rol atau lembaran. Cara mencetaknya merupakan dorong langsung, artinya selama proses mencetak berlangsung tinta akan didorong langsung melalui pori – pori yang telah dibuat untuk melewatkan tinta cetak langsung ke media cetak yang dipergunakan.
http://www.denbagus.com/wp-content/uploads/2010/04/screen_printing.jpg
Gambar 2.8 ilustrasi cetak saring
Cetak saring atau sablon atau screen printing merupakan bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Cetak saring dapat diartikan kegiatan cetak mencetak dengan menggunakan kain gasa/kasa yang biasa disebut screen (Guntur Nusantara, 2007: iii). Pada umumnya cetak mencetak dilakukan pada setiap benda padat yang datar tetapi dapat juga dilakukan di atas bentuk yang melingkar. Pada prinsipnya cetak mencetak pada berbagai macam benda padat adalah sama. Perbedaannya terletak pada jenis cat / tinta yang digunakan dan jenis produk yang akan dicetak.

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQyc_BwZPTjy5RBn-pkb2RCjALyrrZH302d09WX43S-wFhixxsDeNbuw6U
Gambar 2.9 Cetak saring pada kaos

·         Sejarah Cetak Saring
Menengok sejarah cetak saring atau cetak sablon telah lama dikenal dan digunakan oleh bangsa jepang sejak tahun 1664, abad ke 17. Ketika itu, Yuzensai Miyasaki dan Zisukio Mirosa mengembangkannya dengan menyablon kain komono beraneka motifyang sebelumnya dibuat motif komono  dengan batik tulis tangan. Ternyata lebih menekan biaya sehingga kimono motif sablon mulai banyak digunakan mansyarakat jepang sejak itu, teknik cetak saring terus berkembang dan merambah ke berbagai negara.Pada tahun 1907, pria berkebangsaan Inggris, Samuel Simon, mengebangkan teknik sablon menggunakan chiffon sebagai pola untuk mencetak.Chiffon merupakan bahan rajut yang dibuat dari benang sutera halus.Bahan rajut inilah yang merupakan cikal bakal kain gasa untuk menyablon. Menyablon dengan chiffon caranya tinta yang akan dicetak dialirkan melalui kain gasa atau kain saring, sehingga teknikini juga sisebut silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutera. Setelah perang dunia II, teknik cetak saring terus berkembang pesat, inovasi – inovasi  terus dilakukan sehingga munculah teknik-teknik baru, yang semula membuat motif secara sederhana kemudian berkembang dengan digunakan komputer untuk membuat motif yang lebih bervariasi.
Istilah cetak saring di Indonesia lebih populer dengan sebutan cetak sablon. Kata sablon dari bahasa belanda, yaitu schablon, sehingga dalam bahasa serapan menjadi sablon (Guntur Nusantara, 2007 : 2) . Sablon dapat didefinisikan sebagai oila berdesain yang dapat dilukis berdasarkan contoh.Cetak sablon adalah mencetak dengan menggunakan model cetakan atau mal.Cetak saring adalah mencetak dengan menggunakan kain gasa yang dibingkai disebut screen. Proses pembuatan cetak saring bisa dilakukan dengan mesin seperti yang dilakukan pada pabrik printing dan bisa dilakukan secara manual seperti yang dilakukan oleh home industri menengah dam kecil.
Teknik pembuatan desain motif dengan cara : tanpa kodatrace atau menggunakan kertas warna gelap yang diafdruk, dengan kodatrace dankomputer atau teknik sparasi warna (CMYK). zat warna yang digunakan antara lain zat warna pigmen dan zat warna reaktif, walaupun hampir semua jenis zat warna untuk tekstil bisa digunakan. Kain tekstil yang digunakan hampir semua jenis kain tekstil, dari serat sintetis atau serat alam yang mempunyai permukaan datar bisa disablon dengan menggunakan screen.

·         Alat Cetak Saring
Alat cetak saring diantaranya adalah:
1.      Screen
Screen atau kain screen adalah alat untuk memegang gambar yang
digunakan mencetak/menyaring cat/tinta, merupakan peralatan
utama yang digunakan dalam kegiatan cetak sablon. Screen terbuat
dari kain kasa (sutra) seperti saringan. Cara menggunakannya
adalah terlebih dahulu screen dipasangkan pada bingkai kayu atau
dengan keadaan kain ditegangkan, sehingga tinta akan mengalir
melalui pori – pori screen yang kecil dan tipis.
Screen memiliki beberapa macam ukuran pori - pori (lubang), yang penggunaannya disesuaikan dengan benda yang akan dicetak, semakin tinggi ukuran kain screen berarti semakin halus keadaan kain tersebut (semakin
banyak lobang/saringannya), yang berarti lubangnya semakin sempit/kecil, sebaliknya semakin rendah nomer kain berarti semakin besar pori – pori screen, jumlah lubangnya semakin sedikit, tetapi lubangnya/pori-pori justru lebih besar.

http://perlengkapansablon.com/wp-content/uploads/2012/01/monel1.jpg
Gambar 2.10 Screen

Adapun ukuran screen itu sendiri diawali dari angka; T30, T50, T60, T90, T100 yang digunakan untuk mencetak jenis tekstil dan T120, T150, T165, T180, T200. Sasaran Cetak Ukuran Kode:
*      Karung 48 T;
*      Tekstil dan kaos 62 – 90 T;
*      Karton 100 T;
*      Kertas / imitasi 120 – 150 T;
*      Plastik 165 – 180 S;
*      Raster 200 S;

Jenis dari kain saring (screen) ada bermacam – macam:
a.       Kain sutra
Pengunaan kain screen sutra sebagai tabir screen dimanfaatkan
terbatas pada jenis – jenis benda yang meresap (kain) mengingat kemampuan tabir sutra hanya untuk sekali pakai, karena memiliki kelemahan sebagai beerikut:
1)      lemah terhadap zat kimia;
2)      tidak memiliki ukuran jumlah lubang;
3)      tidak memiliki daya lentur;
4)      dalam penggunaan sutra tahan lama.

b.      Kain Monofilamen
Kain Monofilamen terbuat dari benang tunggal yang dianyam.
Kain ini memberi pencetakan yang halus, aliran tinta yang mudah
diatur dan hasil cetakan yang tajam.Kain monofilamen bisa terbuat dari nylon (polymide) atau polyster. Kain nylonmonofilament sangat elastis, tahan gesekan dan tahan bahan – bahan kimia, dapat dipakai berulang – ulang, dan sangat cocok untuk pekerjaan yang memerlukan register yang sangat tinggi.
c.       Kain Multifilamen
Kain monofilamen terbuat dari beberapa benang tunggal kecil yang dipelintir dan dianyam.Pelintiran ini menghasilkan kain yang lebih berat, tebal yang menyebabkan penghantaran tinta lebih banyak.Kain ini cocok untuk mencetak kain.
d.      Kain polyster
Kain polyster tersedia dalam jenis multifilamen dan monofilamen.Jenis monoofilamen lebih banyak di pakai, jenis ini lebih tahan gesekan dan tidak terlalu elastis, sehingga baik untuk pekerjaan yang memerlukan registrasi.
e.       Kain Nylon
Kain nylon merupakan bahan yang dibuat khusus dari nylon
monofilament sebagai syarat mutlak dalam pencetakan sablon.
Kain nylon banyak beradar di pasaran dibandingkan jenis kain
screen yang lainnya.

2.      Rakel (squeeqee)
Rakel berguna untuk menekan tinta dari kain screen (saring) ke atas
kertas atau bahan lain yang akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak.
Sedangkan bahan yang keras dan tajam mengalirkan lebih sedikit tinta, sehingga mempercepat pengeringan. Ujung bundar untuk memindahkan tinta dalam jumlah banyak, misalnya untuk mencetak warna terang diatas latar belakang gelap diatas obey datar. Juga digunakan untuk mencetak tinta fluorescent.Sisi bulat, digunakan untuk mencetak di atas kain karena memindahkan banyak tinta.

http://kooshardjanto.files.wordpress.com/2009/04/rakel.jpg
Gambar2.11 Rakel (squeeqee)

3.      Meja Cetak
Meja cetak yang digunakan khusus untuk sablon, yaitu daun meja dibuat dari kaca dengan ketebalan 5 mm. Rancangan dibuat khusus untuk sablon dengan posisi kedudukan engsel penyekat (catok) sejajar dengan permukaan kaca.

http://geraikaospolos.files.wordpress.com/2012/01/gerai-kaos-polos-meja-sablon.jpg
Gambar 2.12 Meja cetak saring

4.       Catok (Engsel Cetak)
Catok/engsel penyekat merupakan gabungan dari alat penyekat
(catok dengan engsel). Pada satu bagian sebagai alat penyekat
(melakukan tekanan pada sisi bingkai), sedang bagian lain, engsel
berfungsi sebagai alat yang menggerakkan catok.

http://perlengkapansablon.com/wp-content/uploads/2012/02/engsel-bagus.jpg
Gambar2.13 Catok/engsel penyekat

5.      Bingkai ( Frame ) Screen
Bahan yang dipakai untuk membuat bingkai screen harus dari kayu
jati. Maksudnya adalah agar tahan lembab (basah), panasmatahari, dan bahan-bahan kimia.Oleh karena itu dipilih dari bahan yang baik atau bahan yang tidak mudah terpengaruh oleh suhu (temperature).Tebal penampang ± 3 Cm dengan lebar 5 Cm, dibuat sesuai dengan keperluan.Makin besar ukuran bingkai, makintebal penampangnya.Permukaan bingkai harus rata, tidak melengkung.

http://images04.olx.co.id/ui/16/15/94/1318400965_263041194_1-bingkai-screen-sablon-baron.jpg
Gambar 2.14 Bingkai Screen

6.      Rak Jemur
Rak jemur berfungsi sebagai tempat pengeringan hasil cetakan atau
sablonan.Bahan yang digunakan untuk membuat rak adalah kayu
jati, meranti, atau sejenisnya.Bentuk rak yang baik ialah reng atau
lis, yang dibuat persegi empat dan pada masing-masing sisi
dihubungkan dengan anyaman tali nylon yang mempunyai
ketahanan dan elastis yang baik. Jarak antara tali satu dengan yang
lain lebih kurang 5 Cm.

http://www.mebelrumah.com/content/uploads/mtoc/product_images/rakhandukbeta.jpg
Gambar 2.15 Rak jemur


7.      Gelas Ukur
Kegunaan gelas ukur adalah untuk mengukur bahan zat cair yang
memerlukan ketepatan jumlah ukuran dalam cc. Gelas ukur biasanya
untuk mengukur penggunaan pigment atau zat pewarna tinta.

http://yasminasouvenir.files.wordpress.com/2011/10/2011-09-1121-00-14.jpg
Gambar 2.16 Gelas ukur

8.      Mangkuk Plastik
Mangkuk plastik berfungsi sebagai tempat mengolah bahan peka
cahaya yang berupa serbuk seperti, Chromatine, Chrom Gelatine,
Gelatine Bichromate, atau untuk mengolah bahan pengapus peka
cahaya (obat afdruk). Plastik tahan terhadap bahan soda api,
Sodium Hyphokloride yang kedua bahan ini mudah bereaksi dengan
bahan logam.

http://culvercity.classicpartyrentals.com/product_image/image/90/020.-Plastic-Bowl_lrg.jpg?1155597227
Gambar 2.17 Mangkuk plastic

9.      Bantalan Pengalas
Bantalan pengalas terbuat dari bahan kayu yang diberi karet danditutupi dengan kain warna gelap. Fungsi dari bantalan pengalas adalah untuk alas tekanan kaca terhadap film di atas permukaan Modul GRA:CTK:009 27 screen, mencegah pembiasan sinar dan menjamin ketajaman hasil afdruk.

10.  Kaca Penekan
Kaca penekan adalah kaca bening persegi empat setebal ± 5 mm,yang digunakan untuk menekan film dari atas, mencegah pembiasan sinar terhadap film, menjamin kemantapan posisi film di atas screen dan sekaligus menjamin ketajaman hasil afdruk.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiA5VBS4kGqBOyXpQyuMW1fKmVeIfRLV228N1lgI9SiM4GAYFYhzng9KH3obE04EAQAolkcjNrU_ND6OdSOY0Nv24KOYOXRLsoYyafxXLbSWg5bg3s8Ugm-h3TY1ox5z12U5sAOqDkS3c/s1600/tempered+glass.jpg
Gambar 2.18 Kaca penekan

11.  Meja Gambar
Meja gambar adalah meja yang di atasnya diberi kaca bening
setebal lebih kurang 5 mm dan di bawahnya diberi lampu.Meja
gambar berfungsi sebagai tempat untuk mengecek atau mengontrol
film sebelum pengafdrukan dan hasil cetakan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpcyL6BHelTggls6G3W08IaKptjnIfaTjEE453L67Ea__7raud8H1OCFSivYkRZMT0WGIZNCf-b3M049XH_zlj1z4dFOQdZQC4rtJMqIlDpIn4ieQq904-xuk6oLjWLUrQzqrvt2KlBrI/s1600/IMG00055-20090614-1622.jpg
Gambar 2.19 Meja gambar

12.   Central Coater
Central Coater adalah bahan yang terbuat dari stainlesstil yang
dilapisi bahan monyl dan berbentuk segi empat panjang
sertamenyerupai dusgrip (tempat pensil).Central Coater berfungsi
sebagai alat untuk melapisi bahan peka cahaya (obat afdruk) pada
permukaan screen.

http://alatsablonkaos.com/wp-content/uploads/2011/08/coater-sablon1.jpg
Gambar 2.20 Central Coater

Bahan cetak saring
Bahan cetak saring
Kertas gambar: kertas gambar atau kertas HVS digunakan untuk membuat desain motif yang akan disablon. Digunakan untuk memisah motif tiap warna, gambar yang dibuat pada kertas HVS yang dibuat menggunakan tinta cina atau hasil print komputer bisa langsung diafdruk degan cara dibuat transparan.
Pensil warna/cat poster: untuk membuat desain dan membedakan warna yang akan dipisahkan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBY85EMPFhyphenhyphenmmUAnGwtdbXnEAjzh8HBJxIDwdG7WElEy7c1j1ZynMxRgdpzYM4YkcVgF8YLWKNTsd0g2k78Mr2R2vERhHT1lNYweeZi761XSM7vtL7rn37thM86ZUeWwK_Tf8eI_Gs4Ro/s320/kertas.jpg
Berbagai media cetak/sablon dalam tekstil sesuai kebutuha benda
yang akan dibuat.
Kaos untuk disablon bisa dalam bentuk lembaran tetapi sudah dipotong, biasanya bagian depan saja yang disablon sehingga apabila terjadi kesalahan bisa lebih hemat. Selain selendang untuk disablon, kain ukuran taplak meja atau kain lembaran untuk membuat tas, perlu diperhatikan bahan yang bisa disablon yaitu bahan yang permukaan
datar atau halus.
http://cdn-u.kaskus.us/40/u6gwk9wz.jpghttp://w11.itrademarket.com/pdimage/70/s_2285170_majun.jpg
Opaque ink dan tinta Cina: tinta Cina digunakan untuk menggambar memisahkan motif tiap warna pada kertas HVS /kalkir atau kodatrace dengan menggunakan kuas.
Opaque Ink untuk menggambar memisahkan motif tiap warna pada kodatrace.
Obat peka cahaya: obat peka cahaya merupakan larutan pokok dalam proses afdruk screen, merupakan campuran antara emulsi dan sensitizer (cairan peka cahaya).
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRY98lHtn7ywRTfxGABGZ3L3hiXBwyTQm3phlWS0fxNRo99sSZ-pJJYqGpg
Dipasaran bahan ini terdapat dalam satu kemasan dus kecil yang berisi dua buah botol.Botol besar berisi cairan emulsi, botol kecil berisi cairan sensitizer (larutan Kromatin). Digunakan untuk melapisi screen pada proses afdruk, pelapisan dilakukan pada ruang gelap atau ada cahaya lampu merah.
Penghapus screen: ulano 5 atau kaporit digunakan untuk menghapus obat peka cahaya pada screen apabila sudah tidak digunakan.
Ulano 8 untuk menghapus bayangan pada screen.
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTG2B6hiteV8H3Lx86jOWH0sgJTDKHPE9702BPJvw1YsNuJM2KzJ28k8PYqhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh48sPJVOszrVLh7FReI7IY6kX2rpFSMUPKuGuNzQLRIqQ3czji1OCuC64YZ53nHXCDW5_F7qNAtAsIIVtgqmOowOLzWfE996eJn0Ec0xOJZzlvTyn6gNdLADVbK0PpZZcm8zIalheHb8KJ/s1600/ulano_8.jpg
Zat warna untuk sablon
Hampir semua jenis zat warna dalam tekstil bisa digunakan dalam penyablonan. Tetapi zat warna pigmen paling bayak digunakan contohnya sandy colour walaupun sifatnya hanya menempel pada permukaan serat tekstil atau kain, tetapi penggunaannya sangat mudah, seperti untuk warna pokok Merah, Biru, Kuning dan Hitam atau CMYK (Cian, Magenta, Yellow dan Hitam). Selain itu dalam Industri besar dan kecil banyak menggunakan zat warna Reaktif (Remazol, Procion dan Cibacron) dan Zat warna Dispersi untuk kain sintetis.Berikut ini contoh zat warna Pigmen dalam bentuk cair dan Zat Warna Reaktif dalam bentuk serbuk.
http://www.andalasclothing.com/wp-content/uploads/2010/07/tinta-sablon.jpg
Pengental dan obat bantu
Soda Abu: Soda Ash (Na2CO3) termasuk alkali kuat berfungsi sebagai pengikat dalam pewarnaan zat warna reaktif. Soda kue: Sodium bikarbonat (NaHCO3), termasuk alkali lemah berfungsi sebagai fiksasi zat warna reaktif, untuk membuat suasana alkali.
http://w25.indonetwork.co.id/pdimage/58/s_1165758_sodaashdenseallchemex.chinapacking50kg.jpghttp://www.bahankue.info/wp-content/uploads/2010/02/Soda-Kue.jpg
Pengental untuk zat warna pigmen (sandy) menggunakan pengental emulsi dalam bentuk liquid ada beberapa macam pengental.Fasdy yaitu pengental yang dicampur dengan sandy menghasilkan sablonan tidak timbul.Rubber warna dicampur dengan sandy menghasilkan sablonan timbul diraba menonjol pada hasil sablonan, rubber white untuk sablonan putih atau sablonan dasar untuk bahan tekstil / kaos warna gelap.

Manutex merupakan agar-agar rumput laut yang tidak berwarna dan tidak mewarnai bahan, digunakan sebagai pengental zat warna dalam bentuk serbuk seperti zat warna reaktif atau dispersi. Manutek dilarutkan dengan air dan diberi obat bantu soda abu atau soda kue untuk penguat warna.
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRJZwd2fCsqaWz8HLVyr352yCGe_NSMCVUOs7j0AfUzxz8RYxah7__3Max8jw
Sabun colet: sebagai pencuci screen setelah penyablonan untuk meghilangkan sisa warna dan minyak atau kotoran lainnya.

Hidronal G: lem kain, sebagai pelapis pada papan landasan untuk menempelkan kain/ kaos yang akan disablon supaya permukaan rata dan tidak lepas pada penyablonan warna berikutnya (ke-2, 3, dst).
Dandang: panci yang dilengkapi sarangan digunakan untuk proses fiksasi steam zat warna reaktif dan dispersi
Kertas asturo warna gelap:
bahan yang digunakan untuk membuat gambar /motif berlubang pada proses cetak saring teknik pemotongan/tanpa kodatrace.
Kertas karbon putih:media untuk memindahkan motif dari kertas pola ke kertas asturo warna pada proses cetak saring teknik pemotongan.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Berikut adalah langkah-langkah dalam proses cetak saring baju kaos (t-shirt):
  1. Siapkan pola disain yang sudah dibuat diatas meja.
  2. Jiplaklah pola disain tadi keatas kalkir sampai pekat, sejumlah tiga lembar, sesuai dengan jumlah warna.
  3. Siapkan peralatan untuk afdruk diruang gelap.
  4. Olesi screen sebanyak tiga buah dengan obat afdruk sampai rata, dilanjutkan dengan pengeringan screen dengan hair dryer.
  5. Tempelkan masing-masing screen dengan film yang sudah ada dibantu dengan isolasi.
  6. Susunlah peralatan untuk afdruk dengan tepat.
  7. Sinarilah perlatan afdruk tadi dengan lampu/matahari, satu persatu.
  8. Siramlah screen dengan air dilanjutkan dengan penyemprotan sampai berlubang, keringkan.
  9. Siapkan kaos dan pasanglah pada meja cetak.
  10. Pasanglah screen diatas kaos tersebut.
  11. Usahakan motif pas berada ditengah.
  12. Tuangkan cat pada permukaan screen.
  13. Hapuslah/gosoklah permukaan screen tadi dengan menggunakan rakel secara berulang-ulang.
  14. Angkat screen secara perlahan-lahan.
  15. Lanjutkan pekerjaan tadi memasang screen sampai mencetak dengan screen dan warna yang lain sesuai dengan disain.
  16. Lepas kaos dari meja cetak, kemudian keringkan dan setrika (fiksasi).
5.      Mencetak Lipat
6.      Mencetak Bayangan










C.    Prosedur Mencetak

Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan atau klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau di rencana. Dalam perkembanagan seni rupa mencetak biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan ide atau gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas keterampilan maupun keterampilan penciptanya.


Klise atau Acuan dan Hasil Cetakan
Proses mencetak yaitu membuat acuan cetak atau klise dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, Gips logam atau bahan lainnya. Hasil Cukilan diolesi tinta, Kemudian diletakkan pada selembar kertas dan di tekan.Akhirnya tinta dari acuan melekat pada kertas.
Berbagai macam proses mencetak antara lain : 1. Cetak tinggi, 2. Cetak dalam, 3.Cetak datar, 4. Cetak saring, 5.Cetak Lipat, 6. Mencetak bayangan

1.      Cetak Tinggi
Proses cetak tinggi menggunakan klise atau acuan atau alat cetak yang akan menghasian gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise atau alat cetak itu ditempelkan pada kertas keudian diangkat, aka tampaklah gambar pada kertas contoh cetak tinggi yang sederhana ialah :
Stempel Jari, potongan pelepah piang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissue dan benang di temple, cukilan ubi/ wortel dsb.

Dibawah ini contohnya :


















Pembuatan klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan cara guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak. Contohnya media berupa : guntingan gambar, papan atau karet (linoleum) atau ubi akrilik atau cap poster atau pewarna kulit, pensil, kuas, pisu atau alat pencukil dan kertas gambar.

Cara membuatnya :
a. Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi
b. pola ditoreh atau dicukil dengan pisau atau alat pencukil
c. klise atau alat cetak selesai
d. klise atau alat cetak dioles dengan tinta.
e. Cetakan keatas kertas gambar
f. jadilah gambar cetakan



2.      Cetak dalam
Proses cetak dalam menggunakan klise / alat cetak yang akan menghasilkan gambar adalah bagian yang menjeluk / dalam.
Cara pembuatannya sebagai berikut :
a.       Siapkan tembaga / seng atau plastik yang tebal, alat gores yang tajam tinta, kuas, kain lap.
b.      Membuat gambar pada tembaga / seng dengan cara digores
c.       Tinta dioleskan pada bagian yang menjeluk / dalam
d.      Tinta yang menempel pada bagian datar dibersihkan.
e.       Kemudian kertas yang akan dicetak diletakkan pada permukaan klise.
Kertas ini harus kertas yang mudah menyerap tinta.


















f.       Selanjutnya ditindih dengan rata atau dipres dengan alat pres
g.      Akhirnya kertas diangkat dan tampaklah gambar pada kertas












3.      Cetak Datar
Contoh yang sederhana ialah cetak agar-agar.
Media agar-agar, air, lem arab, gula pasir, dan glaserin, seng tempat untuk menuangkan, kompor, kertas gambar, tinta.
Urutkan kegiatan sebagai berikut :
a.       Membuat adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni rendam agar-agar,yakni:rendam agar-agar dengan air dingin selama 5 menit. Kemudian agar-agar dimasukan ke dalam air mendidih sehingga menjadi cairan. Memasukan lem arab, glaserin, sperlunya kemudian diduk sampai merata dan membeku,
b.      Membuat gambar pada kertas dengan tinta,
c.       Letakan kertas itu pada permukaan agar-agar yang di siapkan terlebih dahulu.permukaan kertas bergambar berada di bawah menempel pada agar-agar.tekanlah kertas itu sampai rata pada agar-agar, lalu angkatlah dengan hati-hati.gambar tadi menempel pada permukaan agar-agar.jika kemudian kertas kosong di letakkan pada agar-agar itu di tekan sampai rata, lalu diangkat,gambar akan tercetak pada kertas itu.
Sekarang hampir semua percetakan menggunakan mesin cetak offset yang berdasar pada proses cetak datar/rata.acuanya di sebut pelat.bagian yang menghasilkan gambar mampu menangkap tinta, tetapi menolak air. Sebaliknya bagian pelatnya menolak tinta,menarik air. Tinta yang dioleskan pada plat itu dicampur air menurut perbandingan tertentu. Jika tinta dioleskan pada pelat, hanya bagian yang akan menghasilkan gambar gambar saja yang menerima tinta, selanjutnya pindah pada kertas yang dicetak.
Cetak datar yang sederhana dapat menggunakan kaca.Disisni dikatakan datar, karena menggunakan kca sebagai cetakan yang mempunyai permukaan datar.
Media kaca satu lembar, kertas gambar yang lebih lebar daripada kaca, cat atau lem kanji yang dicampur dengan pewarna kue, kain lap, tempat cat, kuas dan Koran bekas untuk alas.


Teknik pembuatan :
a.       Kaca digambari dengan cat atau lem kanji dicampur dengan pewarna kue.
b.      Letakkan kertas diatas kaca yang telah digambari.
c.       Kertas ditekan sambil diratakan.
d.      Angkat kertas dari kaca.
e.       Jadilah gambar di kertas.























4.      Cetak Saring
Proses cetak saring atau cetak sablon yang disebut juga cetak stensil ini, bagian alat cetak/klise/ acuan merupakan bahan sutera sebagai saringan, tinta menembus acuan menghasilkan gambar.
Cara Membuatnya :
a.       Siapkan kain polos yang halus, bingkai kayu (20 x 30 cm), rakel, lem kanji, pewarna kue atau tinta cina, llin, alat pemanas / kompor / anglo / kuas, cat kaleng dan paku kecil secukupnya.
b.      Buatlah klise / acuan dengan memasang kain pada bingkai kayu, lalu digambari dengan pensil dan di susul dengan digambar  dengan lem yang dicampur dengan pewarna kue,

c.       Gambar kering, lalu sekitarnya di olesi dengan lilin cair,
d.      Cucilah lem yang kering setelah lilin dingin dan biarkan melekat pada kain,
e.       Selanjutnya acuan/ klise siap untuk menyablon. Letakkan kertas di bawah acuan. Kemudian cat diratakan dengan raket. Akhirnya cat akan menembus kain dan terwujudlah gambar pada kertas.












5.      Mencetak Lipatan
Teknik cetak ini merupakan cara yang sederhana, yakni cetak lipatan kertas. Dengan teknik ini Anda akan memperoleh gambar-gambar yang menarik da bagus.
Cara membuatnya sebagai berikut :
a.       Siapkan kertas gambar, langsung dilipat
b.      Buka lipatan, lalu teteskan tinta beberapa warna
c.       Tutuplah lipatan tadi, biarkan sebentar
d.      Bukalah lipatan tersebut. Anda dapat melihat hasil cetakannya.





















6.      Mencetak Bayangan
Mencetak bayangan merupakan kegiatan berkarya seni rupa yang menghasilkan gambar bayangan.
Media yang digunakan diperlukan kertas  gambar, daun atau guntingan gambar, cat air, cat semprotan atau pewarna kue, sikat gigi bekas dan sisir.
Cara Mencetak :
a.       Daun atau guntingan gambar diletakkan diatas kertas gambar
b.      Cara mencetak dengan sisir atau dengan semprotan
c.       Setelah cat kering, daun atau guntingan kertas diangkat.




















D.    Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan (SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar
Terkadang, untuk membuat siswa tertarik melakukan kegiatan yang mungkin mulai membosankan karena sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari, kita harus memikirkan cara lain supaya kegiatan yang membosankan itu kembali menjadi hal yang menyenangkan.
Seperti hari ini, untuk membuat siswa tertarik mewarnai gambar lagi setelah beberapa hari absen karena bosan katanya. Bosan karena setiap hari ia selalu memakai benda yang sama, kalau bukan crayon atau pensil warna.
Kegiatan pembelajaran kali ini adalah mencetak.Bahan yang diperlukan adalah Pelepah daun pisang (yang terlebih dulu dibuang daunnya), sebuah belimbing dan beberapa helai daun jambu.Tak perlu bahan yang rumit, cukup yang ada di sekitar rumah saja.
http://2bbettermom.files.wordpress.com/2012/01/p12-01-12_16-45.jpg?w=300&h=212
cat air, belimbing, pelepah pisang dan kuas untuk digunakan mewarnai
Setelah semua yang dibutuhkan ada, sekarang waktunya memulai.ambil satu warna cat air,dan dikeluarkan di colour plate, beri beberapa tetes air, ratakan dengan kuas. siap dipakai. Untuk contoh sekali dengan mengambil belimbing yang ujungnya di iris, celupkan di pewarna lalu cetak di atas kertas.
http://2bbettermom.files.wordpress.com/2012/01/p12-01-12_16-53.jpg?w=300&h=208
membuat gambar bintang dengan belimbing

http://2bbettermom.files.wordpress.com/2012/01/p12-01-12_16-36.jpg?w=300&h=225
mewarnai gambar ikan
http://2bbettermom.files.wordpress.com/2012/01/p12-01-12_16-42.jpg?w=300&h=220
gambar ikan dengan sirip dari hasil cetak menggunakan pelepah daun pisang


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Mencetak adalah suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak / acuan, kemudian disebut seni grafis.
Macam-macam teknik cetak
1.      Cetak tinggi merupakan suatu teknik cetak yang menggunakan alat cetak / acuan yang menonjol.
2.      Cetak data rmerupakan teknik cetak yang menggunakan alat cetak datar, contoh sederhana mencetak dengan agar-agar.
3.      Cetak saring adalah teknik cetak yang menggunakan alat cetak/acuan bahan sutera sebagai saringan, tinta mnembus saringan menghasilkan gambar.
4.      Cetakan lipatan adalah membuat gambar dengan teknik lipatan, acuannya adalah kertas yang diberi cat kemudian dilipat sementara, lalu dibuka.
5.      Cetak bayangan adalahmencetak denganteknik tutupsemprot atau dengan sisir dan sikat.
6.      Cetak dalam


B.     Saran
1.      Guru sebaiknya lebih mengasah kreatifitasnya dalam menyajikan materi ajar.
2.      Guru sebaiknya mampu membimbing setiap kegiatan siswa dalam proses mencetak ini.
3.      Guru member apresiasi terhadap setiap karya siswa.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar