MAKALAH
Proses
Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan (SBK) Mencetak di tingkat Sekolah
Dasar”.
Disusun oleh :
Septi Nur Liawati
Kelas 4B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. Wb .
Puji syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan
rahmat dan karunia- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan
makalah ini,maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk menambah pengetahuan dalam menyusun makalah selanjutnya.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Madiun, ............2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pada jaman dahulu,
para seniman banyak memiliki karya seni yang indah. Namun, mereka sangat kebingungan bila ingin memamerkan hasil karyanya jika diminta untuk memperbanyaknya. Mereka pun kebingungan untuk mencari carabagaimana untuk memperbanyakhasil karya tersebut.
Sehingga, mereka menemukan cara untuk memperbanyak karya seni tersebut yaitu dengan cara mencetak.
Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan atau klise.
Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau
direncana. Dalam perkembanagan seni rupa mencetak biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan
ide atau gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak,
sehingga memungkinkan pelipatgandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas keterampilan maupun keterampilan penciptanya.
Kini
pun karya seni mencetak juga dikenalkan dan
di aplikasikan pada siswa tingkat sekolah dasar. Siswa di beri kebebasan untuk mencetak berbagai benda
yang memacu kreatifitas mereka. Sehingga,
guru pun juga dituntut untuk mampu membimbing siswanya untuk melakukan
proses mencetak.
Olehkarenaitu, guru diharapkan dapat membimbing siswanya untuk mempelajari proses mencetak tersebut dan siswa pun diharapkan dapat mengeksplorasi dirinya untuk membuat kreatifitas
yang tinggi melalui pembelajran mencetak ini.
Berdasarkanuraian
diatas maka penulis untuk mengangkat permasalahan dengan judul“
Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan (SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar”.
B. Rumusanmasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut:
a. Apa Hakikat Mencetak
?
b. Bagaimana Proses
Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan
(SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar ?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui hakikat mencetak
2.Untuk menginformasikan Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan
(SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Mencetak
Mencetak
merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan atau
klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau di rencana. Dalam
perkembanagan seni rupa mencetak biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan
karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan ide atau gagasan dan emosi
seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat
gandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas keterampilan maupun
keterampilan penciptanya.
Mencetak
sendiri juga memiliki nama lain yaitu seni grafis. Teknik seni grafis
dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut:
* Cetak relief,
di mana tinta berada pada permukaan asli dari matrix. teknik relief meliputi:
cukil kayu, engraving kayu, cukil linoleum/linocut, dan cukil logam/metalcut.
* Intaglio,
tinta berada di bawah permukaan matrix. teknik ini meliputi: engraving, etsa,
mezzotint, aquatint, chine-collé dan drypoint;
* planografi di
mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian
tertentu untuk menciptakan image/gambar. teknik ini meliputi: litografi,
monotype dan teknik digital
* stensil,
termasuk cetak saring dan pochoir.
Teknik lain dalam
seni grafis yang tidak temasuk dalam kelompok ini adalah ‘kolografi’ (teknik
cetak menggunakan kolase), proses digital termasuk giclée, medium fotografi
serta kombinasi proses digital dan konvensional.
Kebanyakan dari teknik di atas
bisa juga dikombinasikan, khususnya yang berada dalam kategori sama. Misalnya,
karya cetak Rembrandt biasanya secara mudah disebut dengan “etsa”, tapi
seringkali dipakai juga teknik engraving dan drypoint, dan bahkan kadang-kadang
tidak ada etsa-nya sama sekali.
Cukil Kayu
Cukil kayu ,
adalah salah satu teknik cetak relief, merupakan teknik seni grafis paling
awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia Timur.
Kemungkinan pertama kali dikembangkan sebagai alat untuk menciptakan pola cetak
pada kain, dan pada abad ke-5 dipakai di Tiongkok untuk mencetak teks dan
gambar pada kertas.Teknik cukil kayu di atas kertas dikembangkan sekitar tahun
1400 di Eropa, dan beberapa waktu kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik
cukil kayu banyak digunakan untuk proses membuat gambar tanpa teks.
Seniman membuat
skets terlebih dulu pada sebidang papan kayu, atau di kertas yang kemudian
ditransfer ke papan kayu. Tradisionalnya, seniman kemudian menyerahkan
rancangannya ke ahli cukil khusus, yang menggunakan peralatan tajam untuk
mencukil bagian papan yang tidak akan terkena tinta. Bagian permukaan tinggi
dari papan kemudian diberi tinta dengan menggunakan roller, lalu lembaran
kertas, yang mungkin sedikit lembab, ditaruh di bawah papan.Kemudian papan
digosok dengan baren (alat yang digunakan di Jepang) atau sendok, atau melalui
alat press.Jika memakai beberapa warna, papan yang terpisah dipakai untuk tiap
warna.Seniman yang menggunakan teknik ini:
Albrecht Dürer, Werner Drewes, Hiroshige, Hokusai.
Albrecht Dürer, Werner Drewes, Hiroshige, Hokusai.
Engraving
Proses ini
dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari engraving (ukiran halus) yang
digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya mereka. penggunaan alat
yang disebut dengan burin merupakan ketrampilan yang rumit.
Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.
Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.
Seluruh
permukaan plat diberi tinta, kemudian tinta dibersihkan dari permukaan, yang
tertinggal hanya tinta yang berada di garis yang diukir. Kemudian plat ditaruh
pada alat press bertekanan tinggi bersama dengan lembaran kertas (seringkali
dibasahi untuk melunakkan). Kertas kemudian mengambil tinta dari garis
engraving (bagian yang diukir), menghasilkan karya cetak.
Etsa
Etsa adalah
bagian dari kelompok teknik intaglio bersama dengan engraving, drypoint,
mezzotint dan aquatint. Proses ini diyakini bahwa penemunya adalah Daniel
Hopfer (sekitar 1470-1536) dari Augsburg, Jerman, yang mendekorasi baju besinya
dengan teknik ini. Etsa kemudian menjadi tandingan engraving sebagai medium
seni grafis yang populer.Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang
memerlukan ketrampilan khusus dalam pertukangan logam, etsa relatif mudah
dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar.
Hasil cetakan
etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur halus.
Garis bervariasi dari halus sampai kasar.Teknik etsa berlawanan dengan teknik
cukil kayu, pada etsa bagian permukaan tinggi bebas tinta, bagian permukaan
rendah menahan tinta. Mula-mula selembar plat logam (biasanya tembaga, seng
atau baja) ditutup dengan lapisan semacam lilin. Kemudian seniman menggores
lapisan tersebut dengan jarum etsa yang runcing, sehingga bagian logamnya
terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam larutan asam atau larutan asam
disapukan di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat yang digores (bagian logam
yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa dibersihkan dari
plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada engraving.
Seniman yang menggunakan teknik
ini:
Albrecht Dürer, Rembrandt,
Francisco Goya, Whistler, Jim Dine, Otto Dix, James Ensor, Lucian Freud, Paul
Klee, Einar Hakonarson, Edward Hopper, Horst Janssen, Käthe Kollwitz, Mauricio
Lasansky, Brice Marden, Henri Matisse, Giorgio Morandi, Pablo Picasso, Peter
Milton, Paula Rego and Cy Twombly.
Mezzotint
Salah satu cara
lain dalam teknik intaglio di mana plat logam terlebih dahulu dibuat kasar
permukaannya secara merata; gambar dihasilkan dengan mengerok halus permukaan,
menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke terang. Mungkin juga menciptakan
gambar hanya dengan mengkasarkan bagian tertentu saja, bekerja dari warna
terang ke gelap.
Mezzotint
dikenal karena kualitas tone-nya yang kaya: pertama, karena permukaan yang
dikasarkan secara merata menahan banyak tinta, menghasilkan warna cetak yang
solid; kedua, karena proses penghalusan tekstur dengan menggunakan burin, atau
alat lain menghasilkan gradasi halus untuk mengembangkan tone.
Metode mezzotint ditemukan oleh
Ludwig von Siegen (1609-1680). Proses ini dipakai secara luas di Inggris mulai
pertengahan abad delapanbelas, untuk mereproduksi foto dan lukisan.
Aquatint adalah
variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint menggunakan asam untuk membuat gambar
cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa digunakan jarum untuk menciptakan
garis yang akan menjadi warna tinta pekat, aquatint menggunakan serbuk resin
yang tahan asam untuk menciptakan efek tonal.
Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint.
Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint.
Drypoint
Merupakan
variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat runcing, bukan dengan alat burin
berbentuk “v”.Sementara garis pada engraving sangat halus dan bertepi tajam,
goresan drypoint meninggalkan kesan kasar pada tepi garis.Kesan ini memberi
ciri kualitas garis yang lunak, dan kadang-kadang berkesan kabur, pada
drypoint.Karena tekanan alat press dengan cepat merusak kesan tersebut,
drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil; sekitar sepuluh
sampai duapuluh karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan electro-plating
(pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad
sembilanbelas untuk mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini
kelihatannya ditemukan oleh seorang seniman Jerman selatan abad limabelas yang
memiliki julukan Housebook Master, di mana semua karya-karyanya menggunakan
drypoint. Di antara seniman old master print yang menggunakan teknik ini:
Albrecht Dürer memproduksi 3 karya drypoint sebelum akhirnya berhenti
menggunakannya; Rembrandt sering menggunakannya, tapi biasanya digabungkan etsa
dan engraving.
Litografi
Litografi
adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder dan didasari
pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa bercampur.Digunakan permukaan
berpori, biasanya sejenis batu yang disebut limestone/batu kapur; gambar dibuat
pada permukaan batu dengan medium berminyak. Kemudian dilakukan pengasaman ,
untuk mentransfer minyak ke batu, sehingga gambar ‘terbakar’ pada permukaan.
Lalu dilapisi gum arab, bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang
tidak tertutupi medium gambar (yang berbasis minyak). Batu lantas dibasahi, air
akan berada pada bagian permukaan yang tidak tertutup medium gambar berbasis
minyak tadi; selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis minyak ke seluruh
permukaan; karena air menolak sifat minyak pada tinta maka tinta hanya menempel
pada bagian gambar yang berminyak. Kemudian selembar kertas lembab diletakkan
pada permukaan, image/gambar ditransfer ke kertas dengan menggunakan alat
press. Teknik litografi dikenal dengan kemampuannya menangkap gradasi halus dan
detail yang sangat kecil.
Variasi dari
teknik ini adalah adalah foto-litografi, di mana gambar ditangkap lewat proses
fotografis pada plat logam; kemudian pencetakan dilakukan dengan cara yang
sama.
Seniman yang menggunakan teknik
ini:
George Bellows, Pierre Bonnard,
Honoré Daumier, M.C. Escher, Ellsworth Kelly, Willem de Kooning, Joan Miró,
Edvard Munch, Emil Nolde, Pablo Picasso, Odilon Redon, Henri de
Toulouse-Lautrec and Stow Wengenroth
Cetak Saring
Cetak saring
dikenal juga dengan sablon atau serigrafi menciptakan warna
padat dengan menggunakan teknik stensil.Mula-mula seniman menggambar berkas
pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang dipakai juga film.)Gambar
kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil. (Bagian yang berlubang adalah
bagian yang akan diwarnai.) Sebuah screen dibuat dari selembar kain (asalnya
dulu menggunakan sutra) yang direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya stensil
ditempelkan pada screen. Kemudian screen diletakkan di atas kertas kering atau
kain. Tinta dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet digunakan
untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas stensil, dan menuju ke kertas
atau kain. Screen diangkat ketika gambar sudah ditransfer ke kertas/kain. Tiap
warna memerlukan stensil yang terpisah. Screen bisa dipakai lagi setelah
dibersihkan.
Seniman yang menggunakan teknik
ini:
Josef Albers,
Chuck Close, Ralston Crawford, Robert Indiana, Roy Lichtenstein, Julian Opie,
Robert Rauschenberg, Bridget Riley, Edward Ruscha, dan Andy Warhol.
Cetak Digital
Cetak digital
merujuk pada image/citra yang diciptakan dengan komputer menggunakan gambar,
teknik cetak lain, foto, light pen serta tablet, dan sebagainya.Citra tersebut
bisa dicetak pada bahan yang bervariasi termasuk pada kertas, kain atau kanvas
plastik.Reproduksi warna yang akurat merupakan kunci yang membedakan antara
digital print berkualitas tinggi dengan yang berkualitas rendah. Warna metalik
(emas, perak) sulit untuk direproduksi secara akurat karena akan
memantul-balikkan sinar pada scanner digital. Cetak digital berkualitas tinggi
biasanya direproduksi dengan menggunakan file data ber-resolusi sangat tinggi
dengan printer ber-presisi tinggi.
Cetak digital
bisa dicetak pada kertas printer desktop standar dan kemudian ditransfer ke art
paper tradisional (misalnya, Velin Arch atau Stonehenge 200gsm). Salah satu
cara mentransfer berkas adalah dengan meletakkan hasil cetakan menghadap
permukaan, art paper kemudian diolesi dengan Wintergreen oil di belakang
cetakan, kemudian dipress.
Sosiolog Jean
Baudrillard memiliki pengaruh besar dalam seni grafis digital lewat teori yang
diuraikannya dalam Simulacra and Simulation.
B.
Macam-macam
Teknik Mencetak
1. Cetak
Tinggi
2. Cetak
Dalam
3. Cetak
Datar
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, “cetak” adalah cap (terutama yg dipakai untuk
membuat buku) atau acuan (untuk membuat batu bata, kue,). Sedangkan datar
adalah berpermukaan rata, tidak turun-naik, tidak tinggi-rendah, tidak
berbukit-bukit. Yang kalau digabungkan cetak datar adalah cap dengan permukaan
rata, tidak turun-naik, tidak tinggi-rendah, tidak berbukit-bukit.
Cetak datar adalah teknik cetak yang
menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara lain
tinta dan air. Dikatakan cetak datar karena acuan cetak pada permukaan
area gambar tidak terlihat/datar. Acuan cetak sama tinggi dengan bidang gambar.
Gambar 2.1 Alat cetak datar modern (off set)
Istilah lain yang paling populer di
masyarakat adalah Cetak Offset. Cetak offset bisa berupa lembaran (Sheet Fed) atau berupa gulungan (Web Fed). Masing-masing memiliki
kelebihan. Terutama untuk yang Web Fed
mampu mencetak dalam kapasistas dengan jumlah lebih besar, biasanya untuk
pembuatan surat kabar, majalah yang memiliki oplah besar. Untuk cetak sheet
lebih banyak digunakan di perusahaan kecil menengah, kebanyakan untuk cetakan
yang tidak terlalu besar, seperti brosur, poster, leaflet, dan lain-lain.
.
Gambar 2.2 Bagan Penggolongan off set
Sejarah Cetak Datar
Kita perlu juga mengetahui bagaimana
sejarah cetak datar.Cetak datar dari zaman dahulu sampai evolusi
perkembangannya sekarang ini.Apakah evolusi cetak datar itu bentuknya
tetap?Ataukah berubah seiring perkembangan zaman?Penting juga bagi kita untuk mengetahuinya.
Pada awak mulanya , Alois Senefelder
yang berasal dari Bayern Jerman dan dilahirkan di Praha 06 november 1771
mempergunakan lembaga yang dietsa.Tetapi harga tembaga sangat mahal dan
memerlukan waktu lama dalam menggosok pelat yang akan digunakan.Kemudian
selanjutnya ada gagasan untuk menuangi batu yang ditulis dengan larutan sendawa
sehingga gambar diatasnya akan ternaikan (muncul). Ia berhasil dan bagian
yangterkena lemak dan sampingnya sedikit termakan oleh asam , akhirnya mencuat
sekitar 1mm diatas bagian yang tidak termakan oleh asam.
Sekitar tahun 1796 , Alois Senefelder
menemukan cara mencetak semacam ini yang dinamakan cetak batu lithografi , dan
setelah melakukan eksperimen selanjutnya yaitu sekitar kurang lebih satu tahun
ketika saat diketahuilah bahwa pengetsaan lebih rendah dari bagian yang tidak
mencetak tidak perlu lagi karena pengetsaan membuat bagian yang tidak mencetak
menentang lemak dan menerima air (prinsip lithografi). Kejadian inilah yang
disebut dengan PRINSIP LITHOGRAFI (cetak datar) yaitu dimana terjadi tolak
menolak antara air dan lemak (tinta).
Setelah ditemukan pemotretan LJM Daguere
dari Prancis , maka sejak saat itu
pembuatan gambar di atas batu dengan tangan tidak lagi digunakan karena
hasilnya lambat dan pada perkembangan berikutnya sebagai acuan digunakanlah bahan yang terbuat dari pelat
logam aluminium , yang digunakan saat ini.
Bahan ini adalah yang paling terbaik
dari jenis logam lainnya sebagai pelat offset , lebih mudah dikerjakan dan
ditangani dari pada bahan lainnya sebagai bahan cetak. Dikatakan cetak datar
karena acuan cetaknya, dimana pada bagian bidang tidak mencetak ( non image)
dan bagian cetak (image permukaannya datar).
Dan dikatakan cetak offset karena
cetaknya dilakukan tidak langsung, jadi alih tinta dari acuan cetak dipindahkan
dahulu ke media perantara (blanket) kemudian dipindahkan pada kertas yang akan
dicetak.
Pada tahun 1851, G.Sigl membuat mesin
cetak batu pertama.Mesin ini menggunakan satu rol tinta, oleh karena itu
hasilnya kurang baik,akan tetapi mesin ini mengalami kemajuan pada
periode-periode perkembangan selanjutnya.
Pada tahun 1984, Marinone membuat mesin
cetak yang terbuat dengan susunan silinder
yangdibungkus dengan bahan elastic,sebagai bahan perantara untuk
memindahkan gambar dari silinder plat ke kertas secara tidak langsung.
Kemudian pada tahun 1906,Caspar Herman
seorang warga Negara Jerman yang berimigrasi ke Amerika juga membuat mesin
cetak yang memakai silinder tambahan untuk ditempatkan lembar kain karet.
Penggunaan kain karet ini memungkinkan mesin mencetak dengan jumlah cukup
banyak dan dapat mencetak untuk berbagai jenis
kertas, terutama mencetak kertas yang permukaannya licin. Karena
kerataan tinta lebih baik dari pada mencetak pada kertas yang permukaannya
kasar.
Dari tahun ke tahun mesin cetak offset
mengalami penyempurnaan yang menghasilkan mesin-mesin cetak offset modern, dari
ukuran dan type yang berbeda beda. Pada tahun yang sama yaitu 1906, Rubel dari
Amerika mempunyai gagasan mempergunakan prinsip cetak offset untuk diterapkan
pada cetak rotasi. Kemudian ia menghubungi pabrik mesin Otter dan pabrik ini
membuat mesin rotasi offset pertama.
- Jenis dan Kegunaan Cetak Datar
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa
cetak datar istilahnya sama dengan off set. Hasil dari off set sendiri ada 2,
yaitu:
1. Berupa
gulungan (Web Fed). Web Fed mampu mencetak dalam kapasistas dengan jumlah lebih
besar, misalnya:
a. surat
kabar dan;
Gambar
2.3 Surat kabar
b. majalah
yang memiliki oplah besar.
Gambar
2.4 Majalah oplah besar
2. Berupa
lembaran (Sheet Fed) cetak sheet lebih banyak digunakan di perusahaan kecil
menengah, kebanyakan untuk cetakan yang tidak terlalu besar, seperti:
a. Brosur;
Gambar
2.5 Brosur
b. Poster dan;
Gambar
2.6 Poster
c. Leaflet.
Gambar
2.7 Leaflet
4. Cetak
Saring
·
Pengertian
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
pengertian cetak adalah cap (terutama yg dipakai untuk membuat buku) atau acuan
(untuk membuat batu bata, kue). Sedangkan Saring adalah membersihkan barang
cair dengan memakai alat yg berlubang halus-halus atau memilih (untuk mencari
mana yg baik, yg berkemampuan).
Disebut teknologi cetak saring, karena
acuan cetaknya berupa saringan (screen).Yang
paling sederhana adalah cetak sablon.Kelebihan dari cetak saring bisa mencetak
di segala bentuk media, datar, lengkung, atau bahkan tidak rata.Cetakan juga
bisa berupa rol atau lembaran. Cara mencetaknya merupakan dorong langsung,
artinya selama proses mencetak berlangsung tinta akan didorong langsung melalui
pori – pori yang telah dibuat untuk melewatkan tinta cetak langsung ke media
cetak yang dipergunakan.
Gambar 2.8 ilustrasi cetak saring
Cetak saring atau sablon atau screen printing merupakan bagian dari
ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Cetak saring dapat diartikan
kegiatan cetak mencetak dengan menggunakan kain gasa/kasa yang biasa disebut screen (Guntur Nusantara, 2007: iii).
Pada umumnya cetak mencetak dilakukan pada setiap benda padat yang datar tetapi
dapat juga dilakukan di atas bentuk yang melingkar. Pada prinsipnya cetak
mencetak pada berbagai macam benda padat adalah sama. Perbedaannya terletak
pada jenis cat / tinta yang digunakan dan jenis produk yang akan dicetak.
Gambar 2.9 Cetak saring pada kaos
·
Sejarah Cetak Saring
Menengok sejarah cetak saring atau cetak
sablon telah lama dikenal dan digunakan oleh bangsa jepang sejak tahun 1664,
abad ke 17. Ketika itu, Yuzensai Miyasaki dan Zisukio Mirosa mengembangkannya
dengan menyablon kain komono beraneka motifyang sebelumnya dibuat motif komono dengan batik tulis tangan. Ternyata lebih
menekan biaya sehingga kimono motif sablon mulai banyak digunakan mansyarakat
jepang sejak itu, teknik cetak saring terus berkembang dan merambah ke berbagai
negara.Pada tahun 1907, pria berkebangsaan Inggris, Samuel Simon, mengebangkan
teknik sablon menggunakan chiffon sebagai pola untuk mencetak.Chiffon merupakan
bahan rajut yang dibuat dari benang sutera halus.Bahan rajut inilah yang
merupakan cikal bakal kain gasa untuk menyablon. Menyablon dengan chiffon
caranya tinta yang akan dicetak dialirkan melalui kain gasa atau kain saring,
sehingga teknikini juga sisebut silk screen printing yang berarti mencetak
dengan menggunakan kain saring sutera. Setelah perang dunia II, teknik cetak
saring terus berkembang pesat, inovasi – inovasi terus dilakukan sehingga munculah
teknik-teknik baru, yang semula membuat motif secara sederhana kemudian
berkembang dengan digunakan komputer untuk membuat motif yang lebih bervariasi.
Istilah cetak saring di Indonesia lebih
populer dengan sebutan cetak sablon. Kata sablon dari bahasa belanda, yaitu
schablon, sehingga dalam bahasa serapan menjadi sablon (Guntur Nusantara, 2007
: 2) . Sablon dapat didefinisikan sebagai oila berdesain yang dapat dilukis
berdasarkan contoh.Cetak sablon adalah mencetak dengan menggunakan model
cetakan atau mal.Cetak saring adalah mencetak dengan menggunakan kain gasa yang
dibingkai disebut screen. Proses pembuatan cetak saring bisa dilakukan dengan
mesin seperti yang dilakukan pada pabrik printing dan bisa dilakukan secara
manual seperti yang dilakukan oleh home industri menengah dam kecil.
Teknik pembuatan desain motif dengan
cara : tanpa kodatrace atau menggunakan kertas warna gelap yang diafdruk,
dengan kodatrace dankomputer atau teknik sparasi warna (CMYK). zat warna yang
digunakan antara lain zat warna pigmen dan zat warna reaktif, walaupun hampir
semua jenis zat warna untuk tekstil bisa digunakan. Kain tekstil yang digunakan
hampir semua jenis kain tekstil, dari serat sintetis atau serat alam yang
mempunyai permukaan datar bisa disablon dengan menggunakan screen.
·
Alat Cetak Saring
Alat
cetak saring diantaranya adalah:
1. Screen
Screen atau kain screen adalah alat
untuk memegang gambar yang
digunakan mencetak/menyaring cat/tinta, merupakan peralatan
utama yang digunakan dalam kegiatan cetak sablon. Screen terbuat
dari kain kasa (sutra) seperti saringan. Cara menggunakannya
adalah terlebih dahulu screen dipasangkan pada bingkai kayu atau
dengan keadaan kain ditegangkan, sehingga tinta akan mengalir
melalui pori – pori screen yang kecil dan tipis.
digunakan mencetak/menyaring cat/tinta, merupakan peralatan
utama yang digunakan dalam kegiatan cetak sablon. Screen terbuat
dari kain kasa (sutra) seperti saringan. Cara menggunakannya
adalah terlebih dahulu screen dipasangkan pada bingkai kayu atau
dengan keadaan kain ditegangkan, sehingga tinta akan mengalir
melalui pori – pori screen yang kecil dan tipis.
Screen memiliki beberapa macam ukuran
pori - pori (lubang), yang penggunaannya disesuaikan dengan benda yang akan
dicetak, semakin tinggi ukuran kain screen berarti semakin halus keadaan kain
tersebut (semakin
banyak lobang/saringannya), yang berarti lubangnya semakin sempit/kecil, sebaliknya semakin rendah nomer kain berarti semakin besar pori – pori screen, jumlah lubangnya semakin sedikit, tetapi lubangnya/pori-pori justru lebih besar.
banyak lobang/saringannya), yang berarti lubangnya semakin sempit/kecil, sebaliknya semakin rendah nomer kain berarti semakin besar pori – pori screen, jumlah lubangnya semakin sedikit, tetapi lubangnya/pori-pori justru lebih besar.
Gambar 2.10 Screen
Adapun ukuran screen itu sendiri diawali
dari angka; T30, T50, T60, T90, T100 yang digunakan untuk mencetak jenis
tekstil dan T120, T150, T165, T180, T200. Sasaran Cetak Ukuran Kode:
Karung 48 T;
Tekstil dan kaos 62 – 90 T;
Karton 100 T;
Kertas / imitasi 120 – 150 T;
Plastik 165 – 180 S;
Raster 200 S;
Jenis dari kain saring (screen) ada
bermacam – macam:
a. Kain
sutra
Pengunaan kain screen sutra sebagai
tabir screen dimanfaatkan
terbatas pada jenis – jenis benda yang meresap (kain) mengingat kemampuan tabir sutra hanya untuk sekali pakai, karena memiliki kelemahan sebagai beerikut:
terbatas pada jenis – jenis benda yang meresap (kain) mengingat kemampuan tabir sutra hanya untuk sekali pakai, karena memiliki kelemahan sebagai beerikut:
1) lemah
terhadap zat kimia;
2) tidak
memiliki ukuran jumlah lubang;
3) tidak
memiliki daya lentur;
4) dalam
penggunaan sutra tahan lama.
b. Kain
Monofilamen
Kain Monofilamen terbuat dari benang
tunggal yang dianyam.
Kain ini memberi pencetakan yang halus, aliran tinta yang mudah
diatur dan hasil cetakan yang tajam.Kain monofilamen bisa terbuat dari nylon (polymide) atau polyster. Kain nylonmonofilament sangat elastis, tahan gesekan dan tahan bahan – bahan kimia, dapat dipakai berulang – ulang, dan sangat cocok untuk pekerjaan yang memerlukan register yang sangat tinggi.
Kain ini memberi pencetakan yang halus, aliran tinta yang mudah
diatur dan hasil cetakan yang tajam.Kain monofilamen bisa terbuat dari nylon (polymide) atau polyster. Kain nylonmonofilament sangat elastis, tahan gesekan dan tahan bahan – bahan kimia, dapat dipakai berulang – ulang, dan sangat cocok untuk pekerjaan yang memerlukan register yang sangat tinggi.
c. Kain
Multifilamen
Kain monofilamen terbuat dari beberapa
benang tunggal kecil yang dipelintir dan dianyam.Pelintiran ini menghasilkan kain
yang lebih berat, tebal yang menyebabkan penghantaran tinta lebih banyak.Kain
ini cocok untuk mencetak kain.
d. Kain
polyster
Kain polyster tersedia dalam jenis
multifilamen dan monofilamen.Jenis monoofilamen lebih banyak di pakai, jenis
ini lebih tahan gesekan dan tidak terlalu elastis, sehingga baik untuk
pekerjaan yang memerlukan registrasi.
e. Kain
Nylon
Kain nylon merupakan bahan yang dibuat
khusus dari nylon
monofilament sebagai syarat mutlak dalam pencetakan sablon.
Kain nylon banyak beradar di pasaran dibandingkan jenis kain
screen yang lainnya.
monofilament sebagai syarat mutlak dalam pencetakan sablon.
Kain nylon banyak beradar di pasaran dibandingkan jenis kain
screen yang lainnya.
2.
Rakel (squeeqee)
Rakel berguna untuk menekan tinta dari
kain screen (saring) ke atas
kertas atau bahan lain yang akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak.
kertas atau bahan lain yang akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak.
Sedangkan bahan yang keras dan tajam
mengalirkan lebih sedikit tinta, sehingga mempercepat pengeringan. Ujung bundar
untuk memindahkan tinta dalam jumlah banyak, misalnya untuk mencetak warna
terang diatas latar belakang gelap diatas obey datar. Juga digunakan untuk
mencetak tinta fluorescent.Sisi bulat, digunakan untuk mencetak di atas kain
karena memindahkan banyak tinta.
Gambar2.11
Rakel (squeeqee)
3.
Meja Cetak
Meja cetak yang digunakan khusus untuk
sablon, yaitu daun meja dibuat dari kaca dengan ketebalan 5 mm. Rancangan
dibuat khusus untuk sablon dengan posisi kedudukan engsel penyekat (catok)
sejajar dengan permukaan kaca.
Gambar 2.12 Meja cetak saring
4.
Catok (Engsel Cetak)
Catok/engsel penyekat merupakan gabungan
dari alat penyekat
(catok dengan engsel). Pada satu bagian sebagai alat penyekat
(melakukan tekanan pada sisi bingkai), sedang bagian lain, engsel
berfungsi sebagai alat yang menggerakkan catok.
(catok dengan engsel). Pada satu bagian sebagai alat penyekat
(melakukan tekanan pada sisi bingkai), sedang bagian lain, engsel
berfungsi sebagai alat yang menggerakkan catok.
Gambar2.13
Catok/engsel penyekat
5.
Bingkai ( Frame ) Screen
Bahan yang dipakai untuk membuat bingkai
screen harus dari kayu
jati. Maksudnya adalah agar tahan lembab (basah), panasmatahari, dan bahan-bahan kimia.Oleh karena itu dipilih dari bahan yang baik atau bahan yang tidak mudah terpengaruh oleh suhu (temperature).Tebal penampang ± 3 Cm dengan lebar 5 Cm, dibuat sesuai dengan keperluan.Makin besar ukuran bingkai, makintebal penampangnya.Permukaan bingkai harus rata, tidak melengkung.
jati. Maksudnya adalah agar tahan lembab (basah), panasmatahari, dan bahan-bahan kimia.Oleh karena itu dipilih dari bahan yang baik atau bahan yang tidak mudah terpengaruh oleh suhu (temperature).Tebal penampang ± 3 Cm dengan lebar 5 Cm, dibuat sesuai dengan keperluan.Makin besar ukuran bingkai, makintebal penampangnya.Permukaan bingkai harus rata, tidak melengkung.
Gambar 2.14 Bingkai Screen
6.
Rak Jemur
Rak jemur berfungsi sebagai tempat
pengeringan hasil cetakan atau
sablonan.Bahan yang digunakan untuk membuat rak adalah kayu
jati, meranti, atau sejenisnya.Bentuk rak yang baik ialah reng atau
lis, yang dibuat persegi empat dan pada masing-masing sisi
dihubungkan dengan anyaman tali nylon yang mempunyai
ketahanan dan elastis yang baik. Jarak antara tali satu dengan yang
lain lebih kurang 5 Cm.
sablonan.Bahan yang digunakan untuk membuat rak adalah kayu
jati, meranti, atau sejenisnya.Bentuk rak yang baik ialah reng atau
lis, yang dibuat persegi empat dan pada masing-masing sisi
dihubungkan dengan anyaman tali nylon yang mempunyai
ketahanan dan elastis yang baik. Jarak antara tali satu dengan yang
lain lebih kurang 5 Cm.
Gambar
2.15 Rak jemur
7.
Gelas Ukur
Kegunaan gelas ukur adalah untuk
mengukur bahan zat cair yang
memerlukan ketepatan jumlah ukuran dalam cc. Gelas ukur biasanya
untuk mengukur penggunaan pigment atau zat pewarna tinta.
memerlukan ketepatan jumlah ukuran dalam cc. Gelas ukur biasanya
untuk mengukur penggunaan pigment atau zat pewarna tinta.
Gambar
2.16 Gelas ukur
8.
Mangkuk Plastik
Mangkuk plastik berfungsi sebagai tempat
mengolah bahan peka
cahaya yang berupa serbuk seperti, Chromatine, Chrom Gelatine,
Gelatine Bichromate, atau untuk mengolah bahan pengapus peka
cahaya (obat afdruk). Plastik tahan terhadap bahan soda api,
Sodium Hyphokloride yang kedua bahan ini mudah bereaksi dengan
bahan logam.
cahaya yang berupa serbuk seperti, Chromatine, Chrom Gelatine,
Gelatine Bichromate, atau untuk mengolah bahan pengapus peka
cahaya (obat afdruk). Plastik tahan terhadap bahan soda api,
Sodium Hyphokloride yang kedua bahan ini mudah bereaksi dengan
bahan logam.
Gambar 2.17 Mangkuk plastic
9.
Bantalan Pengalas
Bantalan pengalas terbuat dari bahan
kayu yang diberi karet danditutupi dengan kain warna gelap. Fungsi dari
bantalan pengalas adalah untuk alas tekanan kaca terhadap film di atas
permukaan Modul GRA:CTK:009 27 screen, mencegah pembiasan sinar dan menjamin
ketajaman hasil afdruk.
10. Kaca
Penekan
Kaca penekan adalah kaca bening persegi
empat setebal ± 5 mm,yang digunakan untuk menekan film dari atas, mencegah
pembiasan sinar terhadap film, menjamin kemantapan posisi film di atas screen
dan sekaligus menjamin ketajaman hasil afdruk.
Gambar 2.18 Kaca penekan
11. Meja
Gambar
Meja gambar adalah meja yang di atasnya
diberi kaca bening
setebal lebih kurang 5 mm dan di bawahnya diberi lampu.Meja
gambar berfungsi sebagai tempat untuk mengecek atau mengontrol
film sebelum pengafdrukan dan hasil cetakan.
setebal lebih kurang 5 mm dan di bawahnya diberi lampu.Meja
gambar berfungsi sebagai tempat untuk mengecek atau mengontrol
film sebelum pengafdrukan dan hasil cetakan.
Gambar 2.19 Meja gambar
12. Central Coater
Central Coater adalah bahan yang terbuat
dari stainlesstil yang
dilapisi bahan monyl dan berbentuk segi empat panjang
sertamenyerupai dusgrip (tempat pensil).Central Coater berfungsi
sebagai alat untuk melapisi bahan peka cahaya (obat afdruk) pada
permukaan screen.
dilapisi bahan monyl dan berbentuk segi empat panjang
sertamenyerupai dusgrip (tempat pensil).Central Coater berfungsi
sebagai alat untuk melapisi bahan peka cahaya (obat afdruk) pada
permukaan screen.
Gambar
2.20 Central Coater
Bahan cetak saring
Bahan
cetak saring
Kertas
gambar: kertas gambar atau kertas HVS digunakan untuk membuat desain motif yang
akan disablon. Digunakan untuk memisah motif tiap warna, gambar yang dibuat
pada kertas HVS yang dibuat menggunakan tinta cina atau hasil print komputer
bisa langsung diafdruk degan cara dibuat transparan.
Pensil
warna/cat poster: untuk membuat desain dan membedakan warna yang akan
dipisahkan.
Berbagai
media cetak/sablon dalam tekstil sesuai kebutuha benda
yang
akan dibuat.
Kaos
untuk disablon bisa dalam bentuk lembaran tetapi sudah dipotong, biasanya
bagian depan saja yang disablon sehingga apabila terjadi kesalahan bisa lebih
hemat. Selain selendang untuk disablon, kain ukuran taplak meja atau kain
lembaran untuk membuat tas, perlu diperhatikan bahan yang bisa disablon yaitu
bahan yang permukaan
datar
atau halus.
Opaque
ink dan tinta Cina: tinta Cina digunakan untuk menggambar memisahkan motif tiap
warna pada kertas HVS /kalkir atau kodatrace dengan menggunakan kuas.
Opaque
Ink untuk menggambar memisahkan motif tiap warna pada kodatrace.
Obat
peka cahaya: obat peka cahaya merupakan larutan pokok dalam proses afdruk
screen, merupakan campuran antara emulsi dan sensitizer (cairan peka cahaya).
Dipasaran
bahan ini terdapat dalam satu kemasan dus kecil yang berisi dua buah
botol.Botol besar berisi cairan emulsi, botol kecil berisi cairan sensitizer
(larutan Kromatin). Digunakan untuk melapisi screen pada proses afdruk,
pelapisan dilakukan pada ruang gelap atau ada cahaya lampu merah.
Penghapus
screen: ulano 5 atau kaporit digunakan untuk menghapus obat peka cahaya pada
screen apabila sudah tidak digunakan.
Ulano
8 untuk menghapus bayangan pada screen.
Zat
warna untuk sablon
Hampir
semua jenis zat warna dalam tekstil bisa digunakan dalam penyablonan. Tetapi
zat warna pigmen paling bayak digunakan contohnya sandy colour walaupun
sifatnya hanya menempel pada permukaan serat tekstil atau kain, tetapi
penggunaannya sangat mudah, seperti untuk warna pokok Merah, Biru, Kuning dan
Hitam atau CMYK (Cian, Magenta, Yellow dan Hitam). Selain itu dalam Industri
besar dan kecil banyak menggunakan zat warna Reaktif (Remazol, Procion dan
Cibacron) dan Zat warna Dispersi untuk kain sintetis.Berikut ini contoh zat
warna Pigmen dalam bentuk cair dan Zat Warna Reaktif dalam bentuk serbuk.
Pengental
dan obat bantu
Soda
Abu: Soda Ash (Na2CO3) termasuk alkali kuat berfungsi sebagai pengikat dalam
pewarnaan zat warna reaktif. Soda kue: Sodium bikarbonat (NaHCO3), termasuk
alkali lemah berfungsi sebagai fiksasi zat warna reaktif, untuk membuat suasana
alkali.
Pengental
untuk zat warna pigmen (sandy) menggunakan pengental emulsi dalam bentuk liquid
ada beberapa macam pengental.Fasdy yaitu pengental yang dicampur dengan sandy
menghasilkan sablonan tidak timbul.Rubber warna dicampur dengan sandy
menghasilkan sablonan timbul diraba menonjol pada hasil sablonan, rubber white
untuk sablonan putih atau sablonan dasar untuk bahan tekstil / kaos warna
gelap.
Manutex
merupakan agar-agar rumput laut yang tidak berwarna dan tidak mewarnai bahan,
digunakan sebagai pengental zat warna dalam bentuk serbuk seperti zat warna
reaktif atau dispersi. Manutek dilarutkan dengan air dan diberi obat bantu soda
abu atau soda kue untuk penguat warna.
Sabun
colet: sebagai pencuci screen setelah penyablonan untuk meghilangkan sisa warna
dan minyak atau kotoran lainnya.
Hidronal
G: lem kain, sebagai pelapis pada papan landasan untuk menempelkan kain/ kaos
yang akan disablon supaya permukaan rata dan tidak lepas pada penyablonan warna
berikutnya (ke-2, 3, dst).
Dandang:
panci yang dilengkapi sarangan digunakan untuk proses fiksasi steam zat warna
reaktif dan dispersi
Kertas
asturo warna gelap:
bahan
yang digunakan untuk membuat gambar /motif berlubang pada proses cetak saring
teknik pemotongan/tanpa kodatrace.
Kertas
karbon putih:media untuk memindahkan motif dari kertas pola ke kertas asturo
warna pada proses cetak saring teknik pemotongan.
Jika
materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan
yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.
Berikut adalah
langkah-langkah dalam proses cetak saring baju kaos (t-shirt):
- Siapkan pola disain yang sudah dibuat diatas meja.
- Jiplaklah pola disain tadi keatas kalkir sampai pekat, sejumlah tiga lembar, sesuai dengan jumlah warna.
- Siapkan peralatan untuk afdruk diruang gelap.
- Olesi screen sebanyak tiga buah dengan obat afdruk sampai rata, dilanjutkan dengan pengeringan screen dengan hair dryer.
- Tempelkan masing-masing screen dengan film yang sudah ada dibantu dengan isolasi.
- Susunlah peralatan untuk afdruk dengan tepat.
- Sinarilah perlatan afdruk tadi dengan lampu/matahari, satu persatu.
- Siramlah screen dengan air dilanjutkan dengan penyemprotan sampai berlubang, keringkan.
- Siapkan kaos dan pasanglah pada meja cetak.
- Pasanglah screen diatas kaos tersebut.
- Usahakan motif pas berada ditengah.
- Tuangkan cat pada permukaan screen.
- Hapuslah/gosoklah permukaan screen tadi dengan menggunakan rakel secara berulang-ulang.
- Angkat screen secara perlahan-lahan.
- Lanjutkan pekerjaan tadi memasang screen sampai mencetak dengan screen dan warna yang lain sesuai dengan disain.
- Lepas kaos dari meja cetak, kemudian keringkan dan setrika (fiksasi).
5. Mencetak
Lipat
6. Mencetak
Bayangan
C.
Prosedur
Mencetak
Mencetak
merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan atau
klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau di rencana. Dalam
perkembanagan seni rupa mencetak biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan
karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan ide atau gagasan dan emosi
seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat
gandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas keterampilan maupun
keterampilan penciptanya.
Klise atau Acuan dan
Hasil Cetakan
Proses
mencetak yaitu membuat acuan cetak atau klise dengan cara menggores atau
mencukil pada sekeping papan, Gips logam atau bahan lainnya. Hasil Cukilan
diolesi tinta, Kemudian diletakkan pada selembar kertas dan di tekan.Akhirnya
tinta dari acuan melekat pada kertas.
Berbagai
macam proses mencetak antara lain : 1. Cetak tinggi, 2. Cetak dalam, 3.Cetak
datar, 4. Cetak saring, 5.Cetak Lipat, 6. Mencetak bayangan
1.
Cetak
Tinggi
Proses
cetak tinggi menggunakan klise atau acuan atau alat cetak yang akan menghasian
gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta,
bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise atau alat cetak itu
ditempelkan pada kertas keudian diangkat, aka tampaklah gambar pada kertas
contoh cetak tinggi yang sederhana ialah :
Stempel
Jari, potongan pelepah piang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol
tissue dan benang di temple, cukilan ubi/ wortel dsb.
Dibawah
ini contohnya :
Pembuatan
klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan cara guntingan gambar, dan
selanjutnya dapat untuk mencetak. Contohnya media berupa : guntingan gambar,
papan atau karet (linoleum) atau ubi akrilik atau cap poster atau pewarna
kulit, pensil, kuas, pisu atau alat pencukil dan kertas gambar.
Cara
membuatnya :
a.
Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi
b.
pola ditoreh atau dicukil dengan pisau atau alat pencukil
c.
klise atau alat cetak selesai
d.
klise atau alat cetak dioles dengan tinta.
e.
Cetakan keatas kertas gambar
f.
jadilah gambar cetakan
2.
Cetak
dalam
Proses
cetak dalam menggunakan klise / alat cetak yang akan menghasilkan gambar adalah
bagian yang menjeluk / dalam.
Cara
pembuatannya sebagai berikut :
a. Siapkan
tembaga / seng atau plastik yang tebal, alat gores yang tajam tinta, kuas, kain
lap.
b. Membuat
gambar pada tembaga / seng dengan cara digores
c. Tinta
dioleskan pada bagian yang menjeluk / dalam
d. Tinta
yang menempel pada bagian datar dibersihkan.
e. Kemudian
kertas yang akan dicetak diletakkan pada permukaan klise.
Kertas
ini harus kertas yang mudah menyerap tinta.
f. Selanjutnya
ditindih dengan rata atau dipres dengan alat pres
g. Akhirnya
kertas diangkat dan tampaklah gambar pada kertas
3.
Cetak
Datar
Contoh
yang sederhana ialah cetak agar-agar.
Media
agar-agar, air, lem arab, gula pasir, dan glaserin, seng tempat untuk
menuangkan, kompor, kertas gambar, tinta.
Urutkan
kegiatan sebagai berikut :
a. Membuat
adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni rendam agar-agar,yakni:rendam
agar-agar dengan air dingin selama 5 menit. Kemudian agar-agar dimasukan ke
dalam air mendidih sehingga menjadi cairan. Memasukan lem arab, glaserin,
sperlunya kemudian diduk sampai merata dan membeku,
b. Membuat
gambar pada kertas dengan tinta,
c. Letakan
kertas itu pada permukaan agar-agar yang di siapkan terlebih dahulu.permukaan
kertas bergambar berada di bawah menempel pada agar-agar.tekanlah kertas itu
sampai rata pada agar-agar, lalu angkatlah dengan hati-hati.gambar tadi
menempel pada permukaan agar-agar.jika kemudian kertas kosong di letakkan pada
agar-agar itu di tekan sampai rata, lalu diangkat,gambar akan tercetak pada
kertas itu.
Sekarang
hampir semua percetakan menggunakan mesin cetak offset yang berdasar pada
proses cetak datar/rata.acuanya di sebut pelat.bagian yang menghasilkan gambar
mampu menangkap tinta, tetapi menolak air. Sebaliknya bagian pelatnya menolak
tinta,menarik air. Tinta yang dioleskan pada plat itu dicampur air menurut
perbandingan tertentu. Jika tinta dioleskan pada pelat, hanya bagian yang akan
menghasilkan gambar gambar saja yang menerima tinta, selanjutnya pindah pada
kertas yang dicetak.
Cetak
datar yang sederhana dapat menggunakan kaca.Disisni dikatakan datar, karena
menggunakan kca sebagai cetakan yang mempunyai permukaan datar.
Media
kaca satu lembar, kertas gambar yang lebih lebar daripada kaca, cat atau lem
kanji yang dicampur dengan pewarna kue, kain lap, tempat cat, kuas dan Koran
bekas untuk alas.
Teknik
pembuatan :
a. Kaca
digambari dengan cat atau lem kanji dicampur dengan pewarna kue.
b. Letakkan
kertas diatas kaca yang telah digambari.
c. Kertas
ditekan sambil diratakan.
d. Angkat
kertas dari kaca.
e. Jadilah
gambar di kertas.
4.
Cetak
Saring
Proses cetak saring atau cetak sablon yang disebut
juga cetak stensil ini, bagian alat cetak/klise/ acuan merupakan bahan sutera
sebagai saringan, tinta menembus acuan menghasilkan gambar.
Cara
Membuatnya :
a. Siapkan
kain polos yang halus, bingkai kayu (20 x 30 cm), rakel, lem kanji, pewarna kue
atau tinta cina, llin, alat pemanas / kompor / anglo / kuas, cat kaleng dan
paku kecil secukupnya.
b. Buatlah
klise / acuan dengan memasang kain pada bingkai kayu, lalu digambari dengan
pensil dan di susul dengan digambar
dengan lem yang dicampur dengan pewarna kue,
c. Gambar
kering, lalu sekitarnya di olesi dengan lilin cair,
d. Cucilah
lem yang kering setelah lilin dingin dan biarkan melekat pada kain,
e. Selanjutnya
acuan/ klise siap untuk menyablon. Letakkan kertas di bawah acuan. Kemudian cat
diratakan dengan raket. Akhirnya cat akan menembus kain dan terwujudlah gambar
pada kertas.
5.
Mencetak
Lipatan
Teknik cetak ini merupakan cara yang sederhana,
yakni cetak lipatan kertas. Dengan teknik ini Anda akan memperoleh
gambar-gambar yang menarik da bagus.
Cara
membuatnya sebagai berikut :
a. Siapkan
kertas gambar, langsung dilipat
b. Buka
lipatan, lalu teteskan tinta beberapa warna
c. Tutuplah
lipatan tadi, biarkan sebentar
d. Bukalah
lipatan tersebut. Anda dapat melihat hasil cetakannya.
6.
Mencetak
Bayangan
Mencetak bayangan merupakan kegiatan berkarya seni
rupa yang menghasilkan gambar bayangan.
Media
yang digunakan diperlukan kertas gambar,
daun atau guntingan gambar, cat air, cat semprotan atau pewarna kue, sikat gigi
bekas dan sisir.
Cara
Mencetak :
a. Daun
atau guntingan gambar diletakkan diatas kertas gambar
b. Cara
mencetak dengan sisir atau dengan semprotan
c. Setelah
cat kering, daun atau guntingan kertas diangkat.
D.
Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan
(SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar
Terkadang, untuk membuat siswa tertarik melakukan kegiatan
yang mungkin mulai membosankan karena sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari,
kita harus memikirkan cara lain supaya kegiatan yang membosankan itu kembali
menjadi hal yang menyenangkan.
Seperti hari ini, untuk membuat siswa tertarik mewarnai
gambar lagi setelah beberapa hari absen karena bosan katanya. Bosan karena
setiap hari ia selalu memakai benda yang sama, kalau bukan crayon atau pensil
warna.
Kegiatan pembelajaran kali ini adalah mencetak.Bahan yang
diperlukan adalah Pelepah daun pisang (yang terlebih dulu dibuang daunnya),
sebuah belimbing dan beberapa helai daun jambu.Tak perlu bahan yang rumit,
cukup yang ada di sekitar rumah saja.
cat
air, belimbing, pelepah pisang dan kuas untuk digunakan mewarnai
Setelah semua yang dibutuhkan ada, sekarang waktunya
memulai.ambil satu warna cat air,dan dikeluarkan di colour plate, beri beberapa
tetes air, ratakan dengan kuas. siap dipakai. Untuk contoh sekali dengan
mengambil belimbing yang ujungnya di iris, celupkan di pewarna lalu cetak di
atas kertas.
membuat
gambar bintang dengan belimbing
mewarnai
gambar ikan
gambar
ikan dengan sirip dari hasil cetak menggunakan pelepah daun pisang
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mencetak adalah suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak
/ acuan, kemudian disebut seni grafis.
Macam-macam teknik cetak
1. Cetak tinggi merupakan suatu teknik cetak yang menggunakan alat cetak
/ acuan yang menonjol.
2. Cetak data rmerupakan teknik cetak
yang menggunakan alat cetak datar,
contoh sederhana mencetak dengan agar-agar.
3. Cetak saring adalah teknik cetak
yang menggunakan alat cetak/acuan bahan sutera sebagai saringan,
tinta mnembus saringan menghasilkan gambar.
4. Cetakan lipatan adalah membuat gambar dengan teknik lipatan, acuannya adalah kertas
yang diberi cat kemudian dilipat sementara, lalu dibuka.
5. Cetak bayangan adalahmencetak denganteknik tutupsemprot atau dengan sisir dan sikat.
6. Cetak dalam
B.
Saran
1. Guru
sebaiknya lebih mengasah kreatifitasnya dalam menyajikan materi ajar.
3. Guru
member apresiasi terhadap setiap karya siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar